Krisis Lingkungan Hidup Sebuah Kepedulian yang Terganjal Tinjauan Reflektif Akhir Tahun Atas Sikap Kita Oleh: Zulfirman Ry
Tahun
2013 sebentar lagi berlalu, namun bukan berarti segala sesuatu yang
terjadi tahun ini puin berlalu begitu saja. Sikap kita yang masih nyaman
terhadap eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam,
ketakpedulian terhadap lingkungan hidup, pembangunan yang
mengesampingkan eklogis, dan tindakan kita lainnya ditahun ini munkin
bagi sebagian dari kita itu akan berlalu dengan berlalunya 2013. Namun,
yang harus disadari adalah ada sesuatu nanti akan terjadi seiring dengan
bergantinya tahun. Yang nantinya turut menghiasi problem 2014 mendatang
adalah dampak dari segala aktivitas kita ditahun 2013 ini.
Tak terasa kita telah berada di penghujung tahun 2013, banyak masalah yang mewarnai
sepanjang tahun ini. Masalah yang selalu datang tanpa diduga karena
kita trerlalu terbuai oleh sikap kita yang tak peduli yakni krisis
Lingkungan hidup yang di tandai dengan bencana Alam dan pencemaran
Lingkungan lainnya yang menghambat seluruh aktifitas Masyarakat. Bencana
Alam yang melanda Maluku saat ini merupakan bagian dari bencana
nasional yang melumpuhkan semua aktifitas masyarakat dan menelan korban
dari tragedi yang ironis ini . Kitai sebagai pemuda yang bukan saja agent of change (agen perubahan) tetapi juga sebagai directed of change
(pengarah perubahan itu sendiri) serta penyambung tangan dari masyarat
Maluku saat ini melihat fenomenal ini tentu punya kepedulian terhadap
hal-hal yang terjadi di negeri ini Sepertinya serangkain bencana alam
yang melanda negeri ini merupakan jawaban atas sebuah kepeduliaan yang
terganjal dari kita semua,.
Bukan
saja bencana alam yang terjadi akibat dari krisis ekologis ini, sampah
yang berserakan dimana-mana, eksploitasi hutan dan sumber daya alam yang
berlebihan, pencemaran pantai dan laut oleh limbah produksi dan aktivitas
masyarakat lainnya merupakan cerminan krtitis atas kesadaran serta
sikap kita yang tak peduli atas keberlanjutan ekologis ini. Pembangunan
berkelanjutan (sustaining development) dalam kerangka
pembangunan negeri raja-raja ini yang memeliki pulau-pulau kecil yang
sudah tentunya memiliki daerah aliran sungai (DAS) yang pendek. Sudah
seharusnya aspek eklogis yang diperhatikan dalam pembangunan ini.
Tak
kala keserakahan kita yang terlalu memakasakan siklus ekonomi yang
cenderung linear sama dengan siklus ekologis terus kita lakukan untuk
tahun 2014 ini maka dalam
pradigma pembangunan keberlanjutan keadilan antara generasi tak akan
terjadi dan pemusatan penguasaan pusat-pusat sumberdaya alam hanya
menupuk pada segilincir orang saja. Krisis lingkungan saat ini merupakan
masalah bersama masyarakat dunia yang harus diselesaikan bersama.
Bagaimana ini bisa diselesaikan sementara yang lainnya mengislahkan diri
serta menjadi volunteer untuk untuk menjadi bagian dari kaum
konservatis sementara yang lainnya sibuk berselingkuh dengan pengusaha
dan penguasa untuk menjadi representative kaum eksploaiter.
Sinergitas
dan sadar akan masa depan bumi adalah hal yang paling penting untuk
refleksi ini. Masa depan bumi yang secara ekologis harus diperhatikan
sebagai sebuah eleman yang tak terpisahkan dari pembangunan ekonomi
dunia. Pemanasan global kini
menjadi isu dunia, namun ironisnya disisi lain negara di dunia
berkampanye dan memberikan himbauan kepada waraganya agar segala
aktivitas warganya harus berpergang pada prinsip emisi rendah namun
disii lain negara mebiarkan perusahan- perusahan besar sebagai pengemisi
lewat akvitas pabriknya yang turut memberikan konstribusi besar dalam
melepasakan karbon keudara, dan lewat kegiatan deforestasi yang
merupakan aplikasi dari kebijakan pemerintah yang juga berkonstribusi
sebagai pengemisi tidak juga dibatasi.Green ekonomi, green konstitusi,
green city dll yang dikemas dalam revolusi hijau spertinya hanya manis
dalam wacana ilmiah dan perdebatan teortis di seminar-seminar dan loka
karya.
Krisis
lingkungan hidup yang terjadi tahun ini, banyak menanggalkan
masalah-masalah yang seharusnya kita selesaikan bersama. Kiranya bukan
saling menyalahkan antara sesame kita atas realitas ini. Tetapi refleksi
atas semua yang telah terjadi adalah langkah solutif yang kami selaku
anak muda tawarkan. Agar lewat refleksi itu semua orang akan berbicara
dalam perspektif dan pengalamannya sehingga nantinya kita akan temukan
solusi bersama atas masalah lingkungan yang terjadi negeri tercinta ini.
Sumberhttp://green.kompasiana.com/iklim/2013/12/26/krisis-lingkungan-hidup-sebuah-kepedulian-yang-terganjal-suatu-tinjauan-reflektif-akhir-tahun-atas-sikap-kita-oleh-zulfirman-ry-621780.html
Melindungi lingkungan hidup
Untuk sebuah organisasi yang mempekerjakan
75.000 orang, akumulasi emisi karbon kami dapat mencapai angka yang
tidak dapat diabaikan. Karenanya Standard Chartered tidak menganggap
ringan komitmen untuk mengelola dampak operasional
kami. Kami percaya bahwa membantu perubahan perilaku baik di tingkat
lembaga maupun perorangan akan berkontribusi terhadap upaya mitigasi
perubahan iklim.
Kami melakukan upaya berkelanjutan untuk menekan emisi dan konsumsi
sumberdaya kami melalui perubahan kebijakan dan penetapan target. Tetapi
kami terus terkesan dengan upaya karyawan kami dalam menekan dampak
lingkungan hidup mereka melalui berbagai aktivitas sukarela dan kampanye
di seluruh pasar.Perubahan iklim memberikan suatu tantangan unik baik bagi pembangunan ekonomi maupun keberadaan kami. Dampaknya dapat berbentuk curah hujan tinggi, banjir dan kekeringan, kebakaran hutan dan badai. Perilaku alam ini dapat mengancam kemampuan berbagai negara untuk mendapatkan energi yang andal, pasokan air dan makanan, yang penting bagi suatu kemakmuran perekonomian.
Hal ini khususnya mengancam negara berkembang. Cakupan global kami berarti kami secara strategis dan komersial sanggup untuk mengatasi tantangan ini. Interaksi antara energi, air dan kelangkaan pangan terhadap perubahan iklim terbilang rumit. Sebagai suatu lembaga keuangan yang bertanggung jawab, kami telah mengambil beberapa langkah untuk melakukan riset dan mengelola risiko bisnis yang terkait dengan sumberdaya alam yang langka. Kami juga ambil bagian dalam forum kebijakan internasional dan bermitra dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk menyumbangkan keahlian mengenai cara mobilisasi modal swasta dalam pembiayaan publik untuk menjawab tantangan ini.
Kebutuhan untuk mengembangkan suatu strategi koheren dan kerangka kerja tata kelola dalam lingkungan hidup dan perubahan iklim mendorong kami untuk membentuk sebuah Komite Lingkungan Hidup Group pada tahun 2007. Selanjutnya kami telah mengembangkan suatu strategi lingkungan hidup dan perubahan iklim yang selaras dengan dasar-dasar perbankan. Kami sadar bahwa keberadaan kami sebagai lembaga keuangan berdampak terhadap lingkungan hidup dan masyarakat. Pengakuan peran kami dalam perekonomian global bergantung pada cara kami mengelola berbagai dampak ini.
Sumber: https://www.sc.com/sustainability-review-09/IN/protecting_the_environment/index.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar