Rabu, 26 Februari 2014

Krisis Lingkungan Hidup Sebuah Kepedulian yang Terganjal Tinjauan Reflektif Akhir Tahun Atas Sikap Kita Oleh: Zulfirman Ry

Tahun 2013 sebentar lagi berlalu, namun bukan berarti segala sesuatu yang terjadi tahun ini puin berlalu begitu saja. Sikap kita yang masih nyaman terhadap eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam, ketakpedulian terhadap lingkungan hidup, pembangunan yang mengesampingkan eklogis, dan tindakan kita lainnya ditahun ini munkin bagi sebagian dari kita itu akan berlalu dengan berlalunya 2013. Namun, yang harus disadari adalah ada sesuatu nanti akan terjadi seiring dengan bergantinya tahun. Yang nantinya turut menghiasi problem 2014 mendatang adalah dampak dari segala aktivitas kita ditahun 2013 ini.
Tak terasa kita telah berada di penghujung tahun 2013, banyak masalah yang mewarnai sepanjang tahun ini. Masalah yang selalu datang tanpa diduga karena kita trerlalu terbuai oleh sikap kita yang tak peduli yakni krisis Lingkungan hidup yang di tandai dengan bencana Alam dan pencemaran Lingkungan lainnya yang menghambat seluruh aktifitas Masyarakat. Bencana Alam yang melanda Maluku saat ini merupakan bagian dari bencana nasional yang melumpuhkan semua aktifitas masyarakat dan menelan korban dari tragedi yang ironis ini . Kitai sebagai pemuda yang bukan saja agent of change (agen perubahan) tetapi juga sebagai directed of change (pengarah perubahan itu sendiri) serta penyambung tangan dari masyarat Maluku saat ini melihat fenomenal ini tentu punya kepedulian terhadap hal-hal yang terjadi di negeri ini Sepertinya serangkain bencana alam yang melanda negeri ini merupakan jawaban atas sebuah kepeduliaan yang terganjal dari kita semua,.
Bukan saja bencana alam yang terjadi akibat dari krisis ekologis ini, sampah yang berserakan dimana-mana, eksploitasi hutan dan sumber daya alam yang berlebihan, pencemaran pantai dan laut oleh limbah produksi dan aktivitas masyarakat lainnya merupakan cerminan krtitis atas kesadaran serta sikap kita yang tak peduli atas keberlanjutan ekologis ini. Pembangunan berkelanjutan (sustaining development) dalam kerangka pembangunan negeri raja-raja ini yang memeliki pulau-pulau kecil yang sudah tentunya memiliki daerah aliran sungai (DAS) yang pendek. Sudah seharusnya aspek eklogis yang diperhatikan dalam pembangunan ini.
Tak kala keserakahan kita yang terlalu memakasakan siklus ekonomi yang cenderung linear sama dengan siklus ekologis terus kita lakukan untuk tahun 2014 ini maka dalam pradigma pembangunan keberlanjutan keadilan antara generasi tak akan terjadi dan pemusatan penguasaan pusat-pusat sumberdaya alam hanya menupuk pada segilincir orang saja. Krisis lingkungan saat ini merupakan masalah bersama masyarakat dunia yang harus diselesaikan bersama. Bagaimana ini bisa diselesaikan sementara yang lainnya mengislahkan diri serta menjadi volunteer untuk untuk menjadi bagian dari kaum konservatis sementara yang lainnya sibuk berselingkuh dengan pengusaha dan penguasa untuk menjadi representative kaum eksploaiter.
Sinergitas dan sadar akan masa depan bumi adalah hal yang paling penting untuk refleksi ini. Masa depan bumi yang secara ekologis harus diperhatikan sebagai sebuah eleman yang tak terpisahkan dari pembangunan ekonomi dunia. Pemanasan global kini menjadi isu dunia, namun ironisnya disisi lain negara di dunia berkampanye dan memberikan himbauan kepada waraganya agar segala aktivitas warganya harus berpergang pada prinsip emisi rendah namun disii lain negara mebiarkan perusahan- perusahan besar sebagai pengemisi lewat akvitas pabriknya yang turut memberikan konstribusi besar dalam melepasakan karbon keudara, dan lewat kegiatan deforestasi yang merupakan aplikasi dari kebijakan pemerintah yang juga berkonstribusi sebagai pengemisi tidak juga dibatasi.Green ekonomi, green konstitusi, green city dll yang dikemas dalam revolusi hijau spertinya hanya manis dalam wacana ilmiah dan perdebatan teortis di seminar-seminar dan loka karya.
Krisis lingkungan hidup yang terjadi tahun ini, banyak menanggalkan masalah-masalah yang seharusnya kita selesaikan bersama. Kiranya bukan saling menyalahkan antara sesame kita atas realitas ini. Tetapi refleksi atas semua yang telah terjadi adalah langkah solutif yang kami selaku anak muda tawarkan. Agar lewat refleksi itu semua orang akan berbicara dalam perspektif dan pengalamannya sehingga nantinya kita akan temukan solusi bersama atas masalah lingkungan yang terjadi negeri tercinta ini.

Sumberhttp://green.kompasiana.com/iklim/2013/12/26/krisis-lingkungan-hidup-sebuah-kepedulian-yang-terganjal-suatu-tinjauan-reflektif-akhir-tahun-atas-sikap-kita-oleh-zulfirman-ry-621780.html


Melindungi lingkungan hidup

Melindungi lingkungan hidup

Untuk sebuah organisasi yang mempekerjakan 75.000 orang, akumulasi emisi karbon kami dapat mencapai angka yang tidak dapat diabaikan. Karenanya Standard Chartered tidak menganggap ringan komitmen untuk mengelola dampak operasional kami. Kami percaya bahwa membantu perubahan perilaku baik di tingkat lembaga maupun perorangan akan berkontribusi terhadap upaya mitigasi perubahan iklim.
Kami melakukan upaya berkelanjutan untuk menekan emisi dan konsumsi sumberdaya kami melalui perubahan kebijakan dan penetapan target. Tetapi kami terus terkesan dengan upaya karyawan kami dalam menekan dampak lingkungan hidup mereka melalui berbagai aktivitas sukarela dan kampanye di seluruh pasar.
Perubahan iklim memberikan suatu tantangan unik baik bagi pembangunan ekonomi maupun keberadaan kami. Dampaknya dapat berbentuk curah hujan tinggi, banjir dan kekeringan, kebakaran hutan dan badai. Perilaku alam ini dapat mengancam kemampuan berbagai negara untuk mendapatkan energi yang andal, pasokan air dan makanan, yang penting bagi suatu kemakmuran perekonomian.
Hal ini khususnya mengancam negara berkembang. Cakupan global kami berarti kami secara strategis dan komersial sanggup untuk mengatasi tantangan ini. Interaksi antara energi, air dan kelangkaan pangan terhadap perubahan iklim terbilang rumit. Sebagai suatu lembaga keuangan yang bertanggung jawab, kami telah mengambil beberapa langkah untuk melakukan riset dan mengelola risiko bisnis yang terkait dengan sumberdaya alam yang langka. Kami juga ambil bagian dalam forum kebijakan internasional dan bermitra dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk menyumbangkan keahlian mengenai cara mobilisasi modal swasta dalam pembiayaan publik untuk menjawab tantangan ini.
Kebutuhan untuk mengembangkan suatu strategi koheren dan kerangka kerja tata kelola dalam lingkungan hidup dan perubahan iklim mendorong kami untuk membentuk sebuah Komite Lingkungan Hidup Group pada tahun 2007. Selanjutnya kami telah mengembangkan suatu strategi lingkungan hidup dan perubahan iklim yang selaras dengan dasar-dasar perbankan. Kami sadar bahwa keberadaan kami sebagai lembaga keuangan berdampak terhadap lingkungan hidup dan masyarakat. Pengakuan peran kami dalam perekonomian global bergantung pada cara kami mengelola berbagai dampak ini.

Sumber: https://www.sc.com/sustainability-review-09/IN/protecting_the_environment/index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar